Sabtu, 03 Juli 2010

SMP Islam Hidayatullah, Hari Ini dan Esok Nanti


Tanpa terasa waktu terus berputar, mengitari detik – detik dengan cepat, menghilangkan waktu waktu yang silam, dan mengucapkan selamat datang bagi waktu yang biasa kusebut masa depan. Hari ini, aku ingin men-flashback pada saat dua bulan yang lalu ketika manusia berseragam biru putih gentar akan monster yang siap menikam hati dan jiwanya, yang bisa menentukan kerjakerasnya selama tiga tahun belajar di SMP, yang bisa menentukan prestige seseorang. Bernama Pengumuman Ujian Nasional.

7 Mei 2010 adalah hari besar yang menentukan apakah sekolah itu akan menjadi pecundang atau pemenang dalam mendidik muridnya. Jam 12 siang, pengumuman pun diberitahukan. Dan wajah – wajah penuh pengharapan menjadi tidak berdaya. Siang itu di SMP Islam Hidayatullah, panitia UN membacakan hasil siswa yang lulus dalam Ujian Nasional. Aku tidak berdaya dan merunduk membayangkan jika aku tidak lulus dalam hasil hidup mati dalam belajar di SMP. Ketika panitia UN mengatakan bahwa yang lulus dalam UN di SMP Islam Hidayatullah adalah 100 %, sontak seluruh gedung pun bersorak mengucapkan ‘Allahu Akbar’ dan bersujud syukur serasa selesai memenangkan jihad. Apa yang aku dan teman-teman rasakan memang susah untuk dilupakan pada hari itu. 
 
Dan sekarang aku sangat ingin berterimakasih kepada Bapak Ibu guru yang telah memberi ilmu pada kami siswa – siswa angkatan 12 SMP Islam Hidayatullah. Karena tanpa beliau, mungkin angkatan ini banyak yang tidak lulus UN dan akan menjadi angkatan pecundang di dalam sejarah SMP Islam Hidayatullah. Alhamdullilah angkatan 12 SMP Islam Hidayatullah berhasil meneruskan tradisi lulus 100 % meski nilai UN-nya lebih rendah dari tahun terdahulu. Dan saya mewakili teman – teman angkatan 12 memohon maaf, jika kami melakukan banyak kesalahan sebagai murid. Kami hanya ingin mencari ilmu untuk kehidupan selanjutnya.

Butuh perjuangan keras untuk menghancurkan ego masing – masing demi lulus UN. Kami sering mengabaikan perintah guru. Membuat guru marah. Bahkan membuat guru kecewa dan sedih. Tapi kami ingin membayarnya dengan berusaha lulus 100 % demi nama baik yang sudah tertempel dalam seragam kami : SMP Islam Hidayatullah. Dan akhirnya kami mendapatkan yang diinginkan : Lulus UN 100 %. Berkat perjuangan keras dalam latihan soal dan belajar, guru – guru yang tak bosan memberikan pengajaran, dan doa dari seluruh warga sekolah SMP Islam Hidayatullah.

Kini, kami memperoleh hasil jerih payah yang cukup memuaskan. Semoga track record ini bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk generasi selanjutnya. Terimakasih Tuhan, terimakasih orangtua, terimakasih guru, terimakasih teman – teman, terimakasih SMP Islam Hidayatullah. Semoga SMP-ku ini menjadi sekolah berstandar dunia akhirat.