Jumat, 19 November 2021

Datang dan Pergi, Lalu Minum

 "Urip mung mampir ngombe"

Pepatah Jawa ini mungkin banyak yang tidak memahaminya. Hidup cuma mampir minum. Memang kenapa kalau sekadar minum? Apakah hidup hanya cuma menjadi melepas dahaga? Apakah hidup ini hanya membasahi tenggorokan saja?

Masyarakat Jawa mengenal istilah ini yang merupakan kesejatian dalam hidup. Tapi, apa sesungguhnya kandungan dari makna kata tersebut? Berikut pakar ilmu al-Quran dan aktivis gerakan sosial KH Husein Muhammad menguraikan makna dan menyelaraskan dengan sumber-sumber ajaran Islam:

Saban hari kita menelusuri jalan-jalan dan lorong-lorong ramai maupun sepi. Tiap hari kita pulang pergi dari rumah ke pasar, sekolah, kantor atau tempat kerja. Siklus hidup kita paling tidak adalah bangun tidur, sarapan, kerja, makan siang, minum, bercakap-cakap, jalan-jalan, pulang, makan malam dan tidur. Entah sampai kapan rutinitas ini akan berakhir. Kita tak tahu. Kita juga tidak tahu apakah hari-hari kita ke depan masih akan panjang atau pendek. Berapa lama lagi kita akan berada di sini. Ya di dunia ini, di atas bumi ini.

Sejatinya hidup kita layaknya sebuah perjalanan, dari satu titik tempat ke tempat lainnya. Bertemu orang-orang baru, berbincang-bincang, lalu pergi ke tempat berikutnya untuk bertemu orang baru atau orang yang sudah lama tidak bertemu. People come and go.