Selasa, 28 Juli 2015

Review Lagu Efek Rumah Kaca – Pasar Bisa Diciptakan (2015)

Saya ibaratkan band ini seperti para peneliti yang tak mau tunduk dengan kemauan sponsor ataupun embel-embel instansi tertentu. Mereka selalu menciptakan karya-karya yang sebenarnya merupakan riset dari problem sosial bangsa ini dengan sudut pandang yang unik dan terkesan elegan. Mungkin isi riset yang dihasilkan terkesan sebagai sebuah keluhan, namun mereka mengolahnya dengan cara yang puitis dan sangat logis sesuai dengan realita yang ada. Pada suatu ketika, mereka kembali mengeluh tentang para peneliti lain yang terlalu mengikuti kemauan sponsor dan mereka mengemasnya dengan ide yang brilian: membuat sponsor sendiri (baca: pasar). Itulah kesan pertama yang saya tangkap dari lagu Pasar bisa Diciptakan – Efek Rumah Kaca.

Sudah lama saya tidak mendengar lagu baru dari Efek Rumah Kaca, terakhir kali mendengarkan saat Cholil Mahmud (vokalis) dan Akbar Bagus Sudibyo (drummer) membentuk grup band Pandai Besi di tahun 2013 dengan materi lagu Efek Rumah Kaca yang dikemas berbeda dari lagu aslinya serta kondisi Adrian Yunan Faisal (bassist) yang  saat itu mengalami musibah. Grup band rock alternative asal Jakarta ini memang terkenal dengan lagu-lagu yang terkesan sebuah kegelisahan sosial dari bangsa ini. Ambil contoh lagu “Cinta Melulu” yang dari judulnya sudah bisa tergambarkan, “Kenakalan Remaja di Era Informatika” yang menyoroti masalah sosial remaja, atau “Belanja Terus Sampai Mati” yang menyoroti sifat hedonis masyarakat. Di sisi lain mereka tak hanya mengeluh, mereka juga mengancam melalui lagu “Mosi Tidak Percaya” untuk para pemimpin yang tak amanah, dan “Di Udara” yang ditujukan untuk pembunuh para penyambung lidah rakyat -- dan untuk mengenang aktivis HAM, Munir.

Dan kini, mereka kembali mengeluarkan single “Pasar Bisa Diciptakan” sebuah kegelisahan mereka dengan keadaan industri musik saat ini. Menurut Cholil yang dilansir dari Rolling Stone Indonesia, single ini merupakan elaborasi dari lagu “Cinta Melulu” tentang kondisi industri mereka dalam berkarya dengan cara pandang yang lebih visioner dan elegan: selalu ada cara untuk berkarya dengan jujur.

Dari segi lirik, mereka dikenal dengan pemilihan diksi yang jarang dipakai grup band Indonesia pada umumnya. Temanya pun sangat luas, tidak seperti lagu mereka: Cinta Melulu. Dan dari segi aransemen, juga unik: diawali dengan raungan gitar Cholil yang terkesan clear, dan pukulan drum yang menghentak mengingatkan saya dengan aransemen Pandai Besi “Laki-Laki Pemalu”. Apapun itu, saya memberi apresiasi tinggi kepada mereka atas karyanya menghiasi khazanah musik Indonesia dengan perspektif sosial yang berbeda. Dan lagu Pasar Bisa Diciptakan dapat diunduh di laman Rolling Stone Indonesia.

Lirik “Pasar Bisa Diciptakan”
Kami mau yang lebih indah
Bukan hanya remah remah
Sepah, sudahlah
Kami hanya akan mencipta
Segala apa yang kami cinta
Bahagia
Kami bawa yang membara
Di dasar jiwa, di dasar jiwa
Reff:
Menembus rimba dan belantara sendiri
Pasar bisa diciptakan
Membangun kota dan peradaban sendiri
Pasar bisa diciptakan
Kami ingin lebih bergizi
Bukan hanya yang malnutrisi
Substansi
Kami bawa yang membara
Di dasar jiwa, di dasar jiwa
Kembali ke reff