Saya ibaratkan band ini seperti para
peneliti yang tak mau tunduk dengan kemauan sponsor ataupun embel-embel
instansi tertentu. Mereka selalu menciptakan karya-karya yang sebenarnya
merupakan riset dari problem sosial bangsa ini dengan sudut pandang yang unik
dan terkesan elegan. Mungkin isi riset yang dihasilkan terkesan sebagai sebuah
keluhan, namun mereka mengolahnya dengan cara yang puitis dan sangat logis
sesuai dengan realita yang ada. Pada suatu ketika, mereka kembali mengeluh
tentang para peneliti lain yang terlalu mengikuti kemauan sponsor dan mereka
mengemasnya dengan ide yang brilian: membuat sponsor sendiri (baca: pasar).
Itulah kesan pertama yang saya tangkap dari lagu Pasar bisa Diciptakan – Efek
Rumah Kaca.
Sudah lama saya tidak mendengar lagu
baru dari Efek Rumah Kaca, terakhir kali mendengarkan saat Cholil Mahmud
(vokalis) dan Akbar Bagus Sudibyo (drummer) membentuk grup band Pandai Besi di
tahun 2013 dengan materi lagu Efek Rumah Kaca yang dikemas berbeda dari lagu
aslinya serta kondisi Adrian Yunan Faisal (bassist) yang saat itu mengalami musibah. Grup band rock alternative asal Jakarta ini memang terkenal dengan lagu-lagu yang terkesan
sebuah kegelisahan sosial dari bangsa ini. Ambil contoh lagu “Cinta Melulu”
yang dari judulnya sudah bisa tergambarkan, “Kenakalan Remaja di Era
Informatika” yang menyoroti masalah sosial remaja, atau “Belanja Terus Sampai
Mati” yang menyoroti sifat hedonis masyarakat. Di sisi lain mereka tak hanya mengeluh,
mereka juga mengancam melalui lagu “Mosi Tidak Percaya” untuk para pemimpin
yang tak amanah, dan “Di Udara” yang ditujukan untuk pembunuh para penyambung
lidah rakyat -- dan untuk mengenang aktivis HAM, Munir.
Dan kini, mereka kembali
mengeluarkan single “Pasar Bisa Diciptakan” sebuah kegelisahan mereka dengan
keadaan industri musik saat ini. Menurut Cholil yang dilansir dari Rolling
Stone Indonesia, single ini merupakan elaborasi dari lagu “Cinta Melulu”
tentang kondisi industri mereka dalam berkarya dengan cara pandang yang lebih
visioner dan elegan: selalu ada cara untuk berkarya dengan jujur.
Dari segi lirik, mereka dikenal
dengan pemilihan diksi yang jarang dipakai grup band Indonesia pada umumnya.
Temanya pun sangat luas, tidak seperti lagu mereka: Cinta Melulu. Dan dari segi
aransemen, juga unik: diawali dengan raungan gitar Cholil yang terkesan clear,
dan pukulan drum yang menghentak mengingatkan saya dengan aransemen Pandai Besi
“Laki-Laki Pemalu”. Apapun itu, saya memberi apresiasi tinggi kepada mereka
atas karyanya menghiasi khazanah musik Indonesia dengan perspektif sosial yang
berbeda. Dan lagu Pasar Bisa Diciptakan dapat diunduh di laman Rolling Stone
Indonesia.
Lirik “Pasar Bisa
Diciptakan”
Kami mau yang lebih indah
Bukan hanya remah remah
Sepah, sudahlah
Kami hanya akan mencipta
Segala apa yang kami cinta
Bahagia
Kami bawa yang membara
Di dasar jiwa, di dasar jiwa
Reff:
Menembus rimba dan belantara sendiri
Pasar bisa diciptakan
Membangun kota dan peradaban sendiri
Pasar bisa diciptakan
Kami ingin lebih bergizi
Bukan hanya yang malnutrisi
Substansi
Kami bawa yang membara
Di dasar jiwa, di dasar jiwa
Kembali ke reff
Sumber: Rolling Stone Indonesia