Sabtu, 16 Maret 2013

Thanks God for The 90's Musics

Mungkin ini sudah yang kesekian kalinya saya mengutarakan kekaguman dan ketertarikan terhadap musik - musik yang lahir pada tahun 90'an. Terlalu banyak rasanya kebahagiaan yang ada pada nada dan melodi tercipta di akhir abad milenium. Terlalu banyak para musisi handal yang muncul pada era reformasi. Dan terlalu banyak juga lagu hits yang menjadi legenda dan biasa kita nyanyikan untuk saat ini.

Untuk para pecinta rock yang romantis atau yang biasa disebut sweet rock, mungkin anda tidak asing dengan lagu "I Don't Wanna Miss About Thing" yang dinyanyikan oleh si dower Steven Tyler dalam grup Aerosmith. Atau yang lebih tampan, seperti "When I See Your Smile" milik Bad English. Atau mau yang lokal ? Tenang, masih ingat Andi Liani dengan "Sanggupkah Aku." Atau mungkin para musisi handal yang para personelnya dulu masih remaja bernama Dewa 19 mengobati lewat tembang "Kangen". Kok gak ada lady rockernya ? Tenang, Anggun dalam "Kembalilah Kasih" atau Nicky Astria dalam "Mengapa". Atau anda pecinta musik negeri jiran ? Masih ada Search dengan "Isabella" atau Iklim "Suci dalam Debu." Oh ya tidak lupa Saleem dengan "Gerimis Mengundang"nya menjadi lagu sweet rock yang anda rindukan.

 Tidak suka dengan musik rock yang mendayu ? Anda penyuka musik yang menghentak ? Oke. Anda pasti sangat hafal dengan intro dari lagu "Enter the Sandman" dari Metallica. Atau lagu maha legendaris dari Nirvana "Smell Like Teen Spirit" ? Tidak suka lagu barat ? Anda menyukai Netral dengan "Walah" atau "Pelangi" ? Atau Jamrud dengan "Berakit-rakit" ? Atau Boomerang dengan "Bawalah Aku" ? 

Atau mungkin ada yang lain ? Mungkin anda sedang bingung memilih lagu yang lebih hits dari yang diatas ? Mungkin masih banyak musisi rock seperti Kidnap Katrina, Slank, Gun N' Roses, R.E.M,  Smashing Pumpkin, Foo Fighters, U2, Edane, Tattoo, Andromeda, Pas Band, Gong 2000, dan masih sangat amat banyak lagi musisi rock yang ada di belantika musik 90'an.

Dan saya mengucapkan terima kasih Tuhan atas nada - nada keras nan menghentak yang ada di dunia yang beredar pada era 1990 - 1999.

Senin, 11 Maret 2013

Akhir Februari

Awal Maret telah beralih menuju pertengahan. Para anak sekolah sudah mulai kelabakan dalam menggarap tugas untuk dikumpulkan sebagai syarat ikut ujian tengah semester di sekolahnya. Para mahasiswa tampak lesu dan lemas setelah berminggu-minggu menikmati liburan semesternya, dan kini mereka kembali ke habitatnya menjadi para intelek. Para orang tua yang mulai was was mengenai pengeluaran rumah tangga mereka yang hampir habis. Tapi bagi saya, peralihan bagian di bulan Maret tampaknya lebih syahdu untuk meratapi bulan yang lalu.

Konon, bangsa Romawi menganggap bahwa bulan Februari adalah bulan yang sakral karena banyak terjadi upacara penyucian di bulan tersebut. Dan konon pula, di tanggal 14 Februari para jomblo mengakhiri gelarnya dengan sebuah mantra "mau kah kamu jadi pacarku ?" serta mahar berupa seperangkat cokelat dan setangkai mawar merah yang tampaknya terbuat dari plastik picisan yang akan dipersembahkan pada lawan jenis yang kelak akan menjadi kekasihnya di bulan yang katanya penuh cinta. Dan konon di bulan yang sama, para pasangan suami istri rela melahirkan anaknya untuk diberi nama Febriyanti (untuk cewek) atau Febriyanto (untuk yang cowok). Dan percayalah, semua ini adalah hal yang aneh dan tidak perlu diperdebatkan.

Lepas dari itu, Februari telah memberi goresan pena di lembar kehidupanku pada setiap tahunnya. Aku belajar dari lembaran tersebut, bahwa jangan berharap terlalu tinggi untuk menginginkan sesuatu. Karena apa yang diharapkan belum tentu sesuai dengan skenario-Nya. Kita hanya disuruh berjalan, menulis, dan belajar sebaik mungkin apa yang telah dilakukan. Februari tidak hanya sekadar bulan yang hanya memiliki 28 - 29 hari saja. Lebih dari itu, aku harus bisa mencari jawaban dari berbagai pertanyaan di setiap tahunnya, setiap bulannya, setiap harinya, setiap detiknya, untuk bisa mengevaluasi diri sebelum Februari kembali.