Jumat, 02 September 2016

Patah Hati Terbaikku

Sudah lama saya tidak bercerita di blog ini. Terakhir kali saya menulis blog pada bulan Februari, malam sebelum ulang tahun. Tujuh bulan sudah saya memiliki banyak bekal untuk bercerita. Tentang perjalanan saya yang tidak penting atau curhatan saya yang tidak penting juga. Tapi yang ingin saya ceritakan adalah imajinasi saya setelah nonton Ada Apa Dengan Cinta 2.

Saya bukan orang yang senang dengan film drama walaupun hidup saya penuh dengan drama. Tapi saya seorang yang memiliki imajinasi lebih saat merasakan hal-hal yang menurut anak jaman sekarang terbawa perasaan atau baper. Mungkin terkesan melankolis, tapi gakpapa. Namanya juga terserah saya mau nulis apa. Imajinasi kan bisa tercipta dari mana dan kapan saja. Termasuk lagi baper setelah nonton AADC 2.

Seperti yang kita tahu, AADC 2 merupakan lanjutan dari AADC yang waktu itu ending nya gantung kayak hubungannya Rangga dan Cinta. Hingga pada akhirnya hubungan mereka kembali berlanjut berkat bantuan salah satu aplikasi sosial media terbesar di dunia. Hebat sekali aplikasi ini sampai turun tangan memperbaiki hubungan Rangga dan Cinta. Dan pada akhirnya, mereka kembali berhubungan kembali. Layaknya orang yang sama-sama tidak bisa move on. Kalau kata mbak @awkarin sih, kamu itu patah hati terbaik aku. Padahal kalau barang di toko yang sudah patah atau rusak karena kelakuan kita itu berarti kita wajib membeli atau bertanggungjawab. Logika cinta memang serumit logika matematika jika dan hanya jika.

Dari film itu, imajinasi liar saya muncul. Terlintas apa yang pernah saya alami saat merasakan rasanya memiliki pasangan, menjalin hubungan, merajut kisah-kisah asmara, dan sebagainya. Kini waktu terasa begitu cepat berlalu. Mereka yang pernah menjalin hubungan dengan saya sudah memiliki pasangannya masing-masing. Mencari yang lebih baik dari saya.

Sementara saya ? Menikmati apa yang ada. Meluangkan waktu dengan Tuhan, keluarga, saudara, teman, sahabat, relasi, dan lain-lain. Saya juga meluangkan waktu untuk sendiri, menikmati perjalanan, merenungi nasib, introspeksi diri, dan sebagainya. Kadang di tengah perjalanan saya berkelana terbesit pikiran, “Kalau saya berpetualang sama pasangan kayaknya seru ya.” Dan sayangnya, saya berbicara seperti itu pada diri saya sendiri layaknya orang gila.

Ya begitulah problema. Mesti diingat lagi. Kata Rumpies di lagu Nurlela. Tapi ini bukan problema yang membaca. Ini juga bukan problema saya juga. Karena saya tidak menganggap itu menjadi sebuah masalah yang mempengaruhi hidup saya. Sekali lagi saya berimajinasi saat saya di posisi Rangga yang ratusan purnama tidak ada di hati Cinta kembali untuk meminta Cinta kembali bersamanya. Dan pastinya kenangan Cinta saat menjalin hubungan dengan Rangga pun kembali terbuka sehingga tidak ada alasan bagi Cinta untuk tidak move on.

Saya lalu berpikir, jika saya menjadi Rangga (mudah-mudahan ada reality show-nya) akankah dia—yang tidak boleh disebutkan namanya—memilih bersama saya untuk merajut kisah kasih nan mesra ? Saat saya sudah memiliki apa yang saya inginkan, sudah melakukan apa yang saya mau, atau memiliki segalanya lalu saya hadir lagi ke dalam kehidupannya. Apakah dia akan berkata, “Kamu patah hati terbaik aku.”


Sekali lagi, ini hanya imajinasi liar saya saja. Saya tidak mau mengganggu apa yang sudah mereka jalani. Saya tidak mau mengganggu administratyur yang sudah teratyur (kata om Kasino) meski saya terkesan ngelantyur. Toh pengalaman baru dan orang-orang baru selalu ada mengisi kehidupan saya. Hidup saya terus berjalan dengan kisah lama yang telah menjadi cerita, dan kisah baru yang menjadi pemacu.