Selasa, 03 Mei 2011

Kembali ke 0 km

Bagai berlari menyusuri jalanan yang sangat panjang. Kita harus membutuhkan bekal, teknik, dan mental yang kuat. Terkadang kita berhenti dari perjalanan tersebut untuk rehat sejenak. Ada pula kita terjatuh dan terinjak - injak kaki para pelari yang masih melaju cepat. Ada saatnya kita  restart ke tempat semula karena suatu hal yang membuat kita 'terpaksa' melakukan hal itu. Dan pada saatnya kita bisa mengalahkan ratusan bahkan ribuan para pelari yang ada di belakang untuk mencapai tempat yang kita tempuh. Kita menganggap semua pelari adalah musuh yang berusaha saling mengalahkan bahkan saling membunuh. Tak ada kawan. Tak ada sahabat. Tak ada pacar. Tak ada saudara. Hanya ada seorang setan yang harus dikalahkan oleh kita. Demi tujuan yang satu: kemenangan. Dan itu mungkin gambaran dari kompetisi di dunia ini.

Akan sangat bahagia orang - orang yang telah sampai pada tujuannya. Mereka akan berteriak keras dengan bangganya dan mengumpat kepada mereka yang masih tertinggal di belakang. Senyum bibirnya terlihat dan tawa mereka membahana serasa puas dengan apa yang mereka  kerjakan selama ini. Atau mungkin mereka tak henti - hentinya mengucap syukur pada-Nya dan bersikap biasa saja seolah peristiwa itu tak terjadi serta mereka tetap menyapa dan menolong orang - orang yang masih ada di belakang. Semua itu tergantung pribadi para pemenang.

Sementara yang masih tertinggal di belakang. Mereka datang dengan nafas terengah - engah. Matanya sayu dan tubuhnya lemas. Dia ingin menghentikan perjalanan tetapi dia terancam dilindas oleh roda waktu. Dia tak tahu harus berbuat apa. Dan pada akhirnya dia merintih minta pertolongan orang lain. Dia menyapa dan tak ada seorangpun yang bernyawa. Mereka sudah terlindas roda waktu. Dan pada akhirnya dia terlindas olehnya. Dengan sedikit nyawa, dia masih bisa melepaskan lindasan roda waktu, meskipun roda waktu masih melindas bagian tubuhnya. Hidup memang tragis bagi para pecundang.

Begitulah hidup jika terbalut dalam kompetisi. Kita selalu terpacu oleh orang - orang yang masih melaju. Entah mereka melaju kencang dengan kakinya sendiri. Atau mereka melaju dengan 'kaki palsunya'. Dan hidup ini jika terbalut kompetisi memang hanya ada dua pilihan. Tetap melaju atau mati terlindas kejam! Dan itu yang akan selalu kita ikuti dalam kehidupan ini. Dan saya sepertinya masih terengah engah di kilometer 0.

Tidak ada komentar: