Senin, 06 Januari 2014

Srikandi yang Hilang


Alkisah di bumi Alengka, sang Arjuna yang sedang mengembara mencari ilmu kesaktian yang ada di kawah Candradimuka didatangi oleh seekor burung elang yang datang dari kahyangan. Elang tersebut datang dengan sepucuk surat yang ada di cengkramannya. Lalu dia memberikan sepucuk surat itu kepada Arjuna. Dengan rasa penasaran, Arjuna membuka surat itu dan membacanya.
Kakanda Arjuna yang adinda cintai..
Dengan rasa berat hati dan tetes air mata yang terurai, adinda menulis surat ini.
Untuk kakanda yang selalu menemani adinda di saat sedih, senang, bahagia, marah, dan berbagai perasaan yang menyelimuti batin adinda. Untuk kakanda yang selalu sabar dan setia bersama adinda selama bertahun-tahun. Untuk kakanda yang selalu menjadi pelindung disaat para pengganggu itu menggodai adinda. Untuk kakanda yang dengan maha baiknya mengajak adinda ke negeri yang adinda impikan, negeri Kahyangan..
Ijinkanlah adinda mengungkapkan hal yang sebenarnya tidak ingin adinda sampaikan. Namun keadaan batin yang selalu tersiksa dan tertekan membuat adinda mau tak mau harus menyampaikannya.
Sudah berbulan - bulan kakanda turun ke bumi, mencari ilmu di kawah Candradimuka untuk memperoleh kesaktian. Selama berbulan – bulan pula, batin yang mendera adinda menunggu kehadiran kakanda untuk bisa kembali ke negeri Kahyangan. Sepucuk surat yang kakanda berikan pun belum cukup untuk membendung kerinduan yang sudah merusak batin ini. 
Adinda dengan berat hati memutuskan untuk meninggalkan kakanda dan ijinkanlah adinda kembali  turun ke bumi untuk menjalani hidup adinda yang baru, entah di hari nanti adinda akan bertemu dengan kakanda Arjuna atau menemukan Arjuna yang lain..
Terimakasih untuk tahun – tahun terbaik bersama kakanda. Adinda mohon maaf jika surat ini membuat kakanda menjadi muram dan gundah gulana. Adinda pikir ini merupakan jalan terbaik untuk kita berdua.
Salam
Srikandi
Membaca surat itu, kontan Arjuna langsung merasa lunglai. Wajah sangar yang selalu diperlihatkannya berubah menjadi sendu. Tak ada yang bisa dia perbuat. Tak ada alasan untuk menyalahkan semuanya. Waktu, keadaan, dirinya, atau diri sendiri pun tak bisa untuk dipersalahkan. 
Arjuna tersadar. Surat yang masih digenggamannya dipeluk dan dicium. Dia tersenyum. Dia berpikir bahwa kelak, surat ini menjadi saksi bahwa suatu saat pasti Srikandi akan kembali padanya. Entah dalam bentuk apa, dia yakin suatu saat akan bersama Srikandi cepat atau lambat atau dalam bentuk Srikandi yang lain. Syahdan, dia memanjatkan puja – puji pada dewa dan tak lupa mengirimkan doa untuk Srikandi agar hidupnya lebih bahagia meski tanpa dirinya.
Arjuna  pun melanjutkan pengembaraan menuju kawah Candradimuka.  Dengan batin yang sedikit terluka akibat goresan tinta Srikandi yang telah dicintainya. Dan sekali lagi Arjuna percaya, Srikandi yang hilang pasti akan kembali dalam pelukannya. Meski dalam wujud dan cinta yang lain.

Tidak ada komentar: